Cari Blog Ini

Rabu, 10 Juni 2015

Eksistensi Perempuan di Era Modernisasi

Eksistensi Perempuan di Era Modernisasi
Oleh : Kamilatunnisa Maarif
Berbicara tentang perempuan, pastilah setiap orang akan berfikiran bahwa perempuan adalah sosok yang tak bisa lepas dari kehidupan kita, karena ibu yang telah melahirkan kita ke dunia ini adalah seorang perempuan atau wanita. Pada zaman dahulu, orang Jawa mengatakan bahwa tugas seorang perempuan hanyalah 3M ( macak, masak, manak ). Mereka beranggapan bahwa perempuan adalah makhluk yang lemah, yang tak bisa diandalkan, kewajiban seorang perempuan hanyalah di rumah, tidak ada aturan yang mewajibakan setiap perempuan untuk mencari ilmu atau bersekolah. Padahal kita tahu bahwa hadits Nabi mengatakan “menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan”, hadits tersebut sudah jelas menerangkan bahwa yang berhak mencari ilmu bukan hanya laki-laki saja, tetapi seorang perempuan juga wajib.
Tapi pada masa dimana negara Indonesia sedang dijajah oleh Belanda, ada seorang perempuan asal Jepara yang sadar akan ketidakadilan atau diskriminasi yang dihujatkan kepada kaum peremuan pada waktu itu. Beliau berusaha untuk mengangkat derajat kaumnya, agar perempuan tidak lagi dipandang sebelah mata, dan perempuan tersebut bernama R.A Kartini (1879-1904). Beliau adalah seorang perempuan yang tangguh dan mempunyai semangat juang yang tinggi dalam upayanya untuk menyadarkan seluruh kalangan masyarakat, bahwa kaum perempuan juga mempunyai hak untuk mengenyam pendidikan seperti kaum laki-laki.
R.A Kartini bukanlah seorang sarjana, doktor apalagi professor, namun dengan semangat, usaha serta perjuangan beliau yang keras, akhirnya derajat kaum perempuanpun dapat terangkat. Di era globalisasi sekarang ini, telah banyak lahir kartini-kartini muda yang tak kalah dengan seorang R.A Kartini. Mereka bukan hanya memiliki kecerdasan yang tinggi serta kecakapan dalam berhubungan dengan masyarakat, tetapi mereka juga mempunyai semangat yang selalu berkobar untuk mengangkat derajat kaum perempuan di mata dunia.
Bukan hanya laki-laki saja yang mampu bekerja untuk mencari uang, tetapi perempuan juga mampu, terkadang malah pendapatan perempuan bisa lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Saat ini telah banyak kita jumpai di berbagai daerah-daerah di Indonesia, ibu rumah tangga yang tidak hanya berdiam diri di rumah, mengerjakan pekerjaan rumah, mengurus anak dan memasak, tetapi mereka juga bekerja. Memang untuk menjadi seorang wanita karir harus mampu membagi waktunya untuk keluarga dan pekerjaan. Tapi tak bisa dipungkiri pula bahwa banyak perempuan yang terlalu asyik dengan pekerjaannya, dan akhirnya melupakan keluarganya.
Kemudian kita lihat fenomena saat ini, bukan hanya laki-laki saja yang bisa menjadi pemimpin, tetapi kini juga banyak perempuan-perempuan yang mampu menjadi seorang pemimpin, terlebih adalah menjadi seorang presiden di sebuah negara. Di Indonesia sendiri juga pernah dipimpin oleh seorang perempuan, sebut saja Ibu Megawati Soekarnoputri. Selain Indonesia, banyak pula negara-negara di dunia yang pernah dipimpin oleh seorang perempuan, seperti di negara Swiss, Filiphina, Panama, Sri Langka, Irlandia, Liberia dan masih banyak lagi. Ini membuktikan bahwa tidak ada batasan bagi seorang perempuan untuk bisa meraih cita-cita mereka dan mengabdikan diri mereka untuk sesama manusia.
Perempuan bukanlah makhluk ciptaan Tuhan yang bisa didiskriminasi terus menerus, di sinilah perlu adanya yang namanya kesetaraan gender. Sebenarnya laki-laki ataupun perempuan itu sama saja, semua butuh pendidikan dan semua butuh hidup yang aman tentram dalam bermasyarakat. Yang membedakan antara laki-laki dan perempuan adalah ketika dihadapkan pada sebuah masalah, maka seorang perempuan akan lebih menggunakan perasaannya, sedangkan seorang laki-laki akan lebih berpikir secara rasional.
Di era globalisasi saat ini, contohnya di Indonesia, banyak perempuan yang mampu berfikir secara lebih agresif dan lebih kreatif  jika dibandingkan dengan laki-laki, dan banyak pula perempuan-perempuan yang pendidikannya lebih tinggi. Teringat dengan pemikiran-pemikiran para orangtua jaman dahulu, mereka beranggapan bahwa untuk apa pendidikan tinggi-tinggi, nantinya juga mereka belum tentu akan menjadi orang sukses. Padahal sukses tidaknya seseorang adalah tergantung pada orang itu sendiri, jika orang tersebut mau dan bersungguh-sungguh untuk belajar dan berusaha, selain itu juga dibekali dengan kekuatan doa, maka kelak mereka juga akan meraih kesuksesannya, karena sejatinya tak ada kesuksesan yang bisa diraih secara instan, butuh usaha dan perjuangan yang keras untuk mendapatkannya, tergantung pada niat masing-masing individu.
Dalam mencapai sebuah kesuksesan, seseorang tidak mungkin terlepas dari peran serta orang lain. Pastilah banyak pihak-pihak yang senantiasa mendukung serta terlibat, seperti keluarga, masyarakat, perusahaan dan pemerintahan. Dengan banyaknya pihak-pihak yang senantiasa membantu, maka sudah sepatutnya bagi seorang perempuan agar semakin memacu semangat untuk menuangkan segala pemikiran, mengekplor serta mengekspresikan seluas-luasnya apa yang menjadi angan-angan dan cita-citanya.
Terlebih lagi, kita sebagai perempuan muslim harus mampu menjadi suri tauladan serta contoh yang baik bagi semua masyarakat, perempuan juga harus mampu menjaga harga dirinya dari semua hal buruk dengan tanpa menghilangkan sifat feminimnya sebagai seorang perempuan. Jika kita lihat fenomena saat ini, banyak perempuan muslim yang berhijab hanya di luarnya saja, dan terkadang berpakaian yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Itu merupakan salah satu contoh dari dampak globalisasi saat ini, yang lama kelamaan dapat melunturkan tingkat keimanan seseorang.
Selayaknya sebagai perempuan muslimah yang mempunyai pandangan untuk berorientasi ke masa depan, maka seorang perempuan selain harus mengembangkan potensi diri secara maksimal, tetapi juga harus tetap memegang teguh etika dalam kehidupan bermasyarakat. Ditinjau dari segi agama, seorang perempuan itu sangatlah dimuliakan, seperti dalam Al Qur’an, ada salah satu surat yang khusus membicarakan tentang perempuan, surat itu adalah surat An Nisa’, dan itu merupakan suatu hal yang sepatutnya kita syukuri.

Pada intinya, tugas seorang perempuan itu bukan hanya berdiam diri di rumah saja. Tetapi perempuan juga mempunyai hak untuk bisa eksis dan berkiprah di dunia luar, apalagi didukung dengan semakin majunya perkembangan teknologi, tujuannya agar perempuan juga bisa mengembangkan potensi yang dimilliki, bisa menggapai cita-cita setinggi langit serta mampu meraih kesuksesan, baik di bidang akademik maupun yang lainnya. Semua itu kembali ke masing-masing individu, jika seseorang memang benar-benar berniat untuk maju, maka dia pasti bisa mencapainya, walaupun penuh dengan perjuangan dan pengorbanan yang harus dihadapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar