Eksistensi
Perempuan di Era Modernisasi
Oleh : Kamilatunnisa Maarif
Berbicara
tentang perempuan, pastilah setiap orang akan berfikiran bahwa perempuan adalah
sosok yang tak bisa lepas dari kehidupan kita, karena ibu yang telah melahirkan
kita ke dunia ini adalah seorang perempuan atau wanita. Pada zaman dahulu,
orang Jawa mengatakan bahwa tugas seorang perempuan hanyalah 3M ( macak, masak, manak ). Mereka
beranggapan bahwa perempuan adalah makhluk yang lemah, yang tak bisa
diandalkan, kewajiban seorang perempuan hanyalah di rumah, tidak ada aturan
yang mewajibakan setiap perempuan untuk mencari ilmu atau bersekolah. Padahal
kita tahu bahwa hadits Nabi mengatakan “menuntut
ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan”, hadits
tersebut sudah jelas menerangkan bahwa yang berhak mencari ilmu bukan hanya
laki-laki saja, tetapi seorang perempuan juga wajib.
Tapi
pada masa dimana negara Indonesia sedang dijajah oleh Belanda, ada seorang
perempuan asal Jepara yang sadar akan ketidakadilan atau diskriminasi yang
dihujatkan kepada kaum peremuan pada waktu itu. Beliau berusaha untuk mengangkat
derajat kaumnya, agar perempuan tidak lagi dipandang sebelah mata, dan
perempuan tersebut bernama R.A Kartini (1879-1904). Beliau adalah seorang
perempuan yang tangguh dan mempunyai semangat juang yang tinggi dalam upayanya
untuk menyadarkan seluruh kalangan masyarakat, bahwa kaum perempuan juga
mempunyai hak untuk mengenyam pendidikan seperti kaum laki-laki.
R.A
Kartini bukanlah seorang sarjana, doktor apalagi professor, namun dengan
semangat, usaha serta perjuangan beliau yang keras, akhirnya derajat kaum
perempuanpun dapat terangkat. Di era globalisasi sekarang ini, telah banyak
lahir kartini-kartini muda yang tak kalah dengan seorang R.A Kartini. Mereka
bukan hanya memiliki kecerdasan yang tinggi serta kecakapan dalam berhubungan
dengan masyarakat, tetapi mereka juga mempunyai semangat yang selalu berkobar
untuk mengangkat derajat kaum perempuan di mata dunia.
Bukan
hanya laki-laki saja yang mampu bekerja untuk mencari uang, tetapi perempuan
juga mampu, terkadang malah pendapatan perempuan bisa lebih tinggi dibandingkan
laki-laki. Saat ini telah banyak kita jumpai di berbagai daerah-daerah di
Indonesia, ibu rumah tangga yang tidak hanya berdiam diri di rumah, mengerjakan
pekerjaan rumah, mengurus anak dan memasak, tetapi mereka juga bekerja. Memang
untuk menjadi seorang wanita karir harus mampu membagi waktunya untuk keluarga
dan pekerjaan. Tapi tak bisa dipungkiri pula bahwa banyak perempuan yang
terlalu asyik dengan pekerjaannya, dan akhirnya melupakan keluarganya.
Kemudian
kita lihat fenomena saat ini, bukan hanya laki-laki saja yang bisa menjadi
pemimpin, tetapi kini juga banyak perempuan-perempuan yang mampu menjadi
seorang pemimpin, terlebih adalah menjadi seorang presiden di sebuah negara. Di
Indonesia sendiri juga pernah dipimpin oleh seorang perempuan, sebut saja Ibu Megawati Soekarnoputri. Selain
Indonesia, banyak pula negara-negara di dunia yang pernah dipimpin oleh seorang
perempuan, seperti di negara Swiss, Filiphina, Panama, Sri Langka, Irlandia,
Liberia dan masih banyak lagi. Ini membuktikan bahwa tidak ada batasan bagi
seorang perempuan untuk bisa meraih cita-cita mereka dan mengabdikan diri
mereka untuk sesama manusia.
Perempuan
bukanlah makhluk ciptaan Tuhan yang bisa didiskriminasi terus menerus, di
sinilah perlu adanya yang namanya kesetaraan gender. Sebenarnya laki-laki
ataupun perempuan itu sama saja, semua butuh pendidikan dan semua butuh hidup
yang aman tentram dalam bermasyarakat. Yang membedakan antara laki-laki dan
perempuan adalah ketika dihadapkan pada sebuah masalah, maka seorang perempuan
akan lebih menggunakan perasaannya, sedangkan seorang laki-laki akan lebih
berpikir secara rasional.
Di
era globalisasi saat ini, contohnya di Indonesia, banyak perempuan yang mampu
berfikir secara lebih agresif dan lebih kreatif jika dibandingkan dengan laki-laki, dan banyak
pula perempuan-perempuan yang pendidikannya lebih tinggi. Teringat dengan
pemikiran-pemikiran para orangtua jaman dahulu, mereka beranggapan bahwa untuk
apa pendidikan tinggi-tinggi, nantinya juga mereka belum tentu akan menjadi
orang sukses. Padahal sukses tidaknya seseorang adalah tergantung pada orang
itu sendiri, jika orang tersebut mau dan bersungguh-sungguh untuk belajar dan
berusaha, selain itu juga dibekali dengan kekuatan doa, maka kelak mereka juga akan
meraih kesuksesannya, karena sejatinya tak ada kesuksesan yang bisa diraih secara
instan, butuh usaha dan perjuangan yang keras untuk mendapatkannya, tergantung
pada niat masing-masing individu.
Dalam
mencapai sebuah kesuksesan, seseorang tidak mungkin terlepas dari peran serta
orang lain. Pastilah banyak pihak-pihak yang senantiasa mendukung serta
terlibat, seperti keluarga, masyarakat, perusahaan dan pemerintahan. Dengan
banyaknya pihak-pihak yang senantiasa membantu, maka sudah sepatutnya bagi
seorang perempuan agar semakin memacu semangat untuk menuangkan segala
pemikiran, mengekplor serta mengekspresikan seluas-luasnya apa yang menjadi
angan-angan dan cita-citanya.
Terlebih
lagi, kita sebagai perempuan muslim harus mampu menjadi suri tauladan serta
contoh yang baik bagi semua masyarakat, perempuan juga harus mampu menjaga
harga dirinya dari semua hal buruk dengan tanpa menghilangkan sifat feminimnya
sebagai seorang perempuan. Jika kita lihat fenomena saat ini, banyak perempuan
muslim yang berhijab hanya di luarnya saja, dan terkadang berpakaian yang tidak
sesuai dengan syariat Islam. Itu merupakan salah satu contoh dari dampak
globalisasi saat ini, yang lama kelamaan dapat melunturkan tingkat keimanan
seseorang.
Selayaknya
sebagai perempuan muslimah yang mempunyai pandangan untuk berorientasi ke masa
depan, maka seorang perempuan selain harus mengembangkan potensi diri secara
maksimal, tetapi juga harus tetap memegang teguh etika dalam kehidupan
bermasyarakat. Ditinjau dari segi agama, seorang perempuan itu sangatlah dimuliakan,
seperti dalam Al Qur’an, ada salah satu surat yang khusus membicarakan tentang
perempuan, surat itu adalah surat An Nisa’, dan itu merupakan suatu hal yang
sepatutnya kita syukuri.
Pada
intinya, tugas seorang perempuan itu bukan hanya berdiam diri di rumah saja.
Tetapi perempuan juga mempunyai hak untuk bisa eksis dan berkiprah di dunia
luar, apalagi didukung dengan semakin majunya perkembangan teknologi, tujuannya
agar perempuan juga bisa mengembangkan potensi yang dimilliki, bisa menggapai
cita-cita setinggi langit serta mampu meraih kesuksesan, baik di bidang akademik
maupun yang lainnya. Semua itu kembali ke masing-masing individu, jika
seseorang memang benar-benar berniat untuk maju, maka dia pasti bisa
mencapainya, walaupun penuh dengan perjuangan dan pengorbanan yang harus
dihadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar