Cari Blog Ini

Rabu, 10 Juni 2015

MENELISIK NADI GLOBALISASI DI DUNIA PESANTREN

MENELISIK NADI GLOBALISASI DI DUNIA PESANTREN
Oleh Kamilatunnisa Maarif
Salah satu intitusi pendidikan tertua yang sudah ada sejak zaman dahulu di Indonesia adalah pondok pesantren. Di dalam sebuah pondok pesantren biasanya diajarkan mengenai ilmu-ilmu agama, dan yang mengajar di lembaga tersebut biasanya adalah seorang kyai yang memang sudah ahli dalam masalah keagamaan. Umumnya sebuah pondok pesantren lebih condong memfokuskan para santrinya agar mampu memahami serta menguasai ilmu agama, yaitu dengan cara mengkaji kitab klasik atau sering disebut kitab kuning, dan akhirnya mengesampingkan ilmu umum. Padahal, jika kita kaitkan dengan era modern saat ini, yang terpenting bukan hanya ilmu agama saja, melainkan kemampuan tentang ilmu umum juga perlu dimiliki oleh setiap orang.
Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang berusaha untuk mencetak kader-kader muda yang memiliki akhalakul karimah, berintelektual tinggi, berintegritas serta mampu menghadapi tantangan di era globalisasi ini. Globalisasi merupakan proses mendunia segala aspek kehidupan, entah itu berkaitan dengan masalah pendidikan, sosial, budaya, politik maupun yang lainnya. Bicara tentang pesantren dan globalisasi, apalagi di zaman yang serba canggih seperti sekarang ini, diantara keduanya pastilah memiliki keterkaitan yang tak bisa dihilangkan. Karena kembali ke tujuan pesantren tadi, yaitu berusaha melahirkan remaja-remaja yang memiliki budi pekerti yang baik serta memiliki skill yang bisa dibanggakan.
Untuk mewujudkan harapan tersebut, saat ini banyak berdiri pondok pesantren modern atau pondok kholaf, yang di dalamnya bukan hanya mengedepankan ilmu-ilmu keagamaan saja, melainkan setiap pondok pesantren juga berlomba-lomba untuk membekali para santrinya dengan IPTEK. Diantara pondok pesantren modern yang ada di Indonesia adalah seperti Pondok Modern Gontor, Pondok Modern Selamat Kendal dan masih banyak lagi. Contoh kegiatan yang ada di pondok pesantren seperti mewajibkan setiap santrinya untuk berbicara menggunakan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, pelatihan jurnalistik dan lain sebagainya. Diharapkan setelah lulus dari pesantren tersebut, nantinya mereka telah memiliki kombinasi antara pondasi ilmu agama Islam yang kuat serta mempunyai kemampuan dan ketrampilan yang mumpuni, sehingga mereka tidak kebingungan ketika terjun ke masyarakat.
Tetapi tak sedikit pula pondok pesantren yang tetap kokoh memegang teguh tradisinya dan kurang begitu tanggap dengan arus globalisasi. Sebagian orang beranggapan bahwa pesantren tradisional (salafi) akan mampu menjadi filter dalam menghadapi dampak negatif yang akan muncul seiring berkembangnya laju globalisasi, terutama di lingkup masyarakat. Sebenarnya hubungan pesantren dan kedudukannya di mata masyarakat sangatlah berkaitan. Karena masyarakat pastilah menaruh harapan besar terhadap pondok pesantren, mereka berharap kelak anak-anak yang menuntut ilmunya di sebuah pondok pesantren bisa menjadi kebanggaan bagi semua orang, terlebih bisa berguna bagi bangsa dan negara.
Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan informasi akibat dari laju globalisasi, sepatutnya ini dapat dijadikan sebagai peluang bagi setiap lembaga pendidikan di Indonesia, khusunya pondok pesantren, agar dapat memanfaatkan kondisi ini sebaik mungkin, dengan tujuan sebagai sarana untuk meningkatkan mutu dan kualitas seorang santri, menjadi santri yang seperti dijelaskan di atas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar