MENCETAK
SANTRI BERKUALITAS DENGAN PENDIDIKAN MANAJEMEN
Oleh
: Kamilatunnisa (1403036006)
Abstract
Pesantren is an
oldest education in Indonesia. It has been getting trust from society. Therefore
Pesantren must be able to create the student who be able to compete in nasional
and international lavel. Not only expert about religion but also expert in general
knowledge. A student in Pesantren is guided to manage theirselves well with
several managements which can motivate young generation in Indonesia for the
real success. Pesantren is not allowed to fail in creating student resources who have ability in
religion field and science and technology mastery. The student of Pesantren is
one of the agents of change to build the social transformation in Indonesia.
Keywords
: pesantren, management and education of religion
A. PENDAHULUAN
Pendidikan
merupakan suatu hal penting yang erat kaitannya dengan kebutuhan hidup seluruh
manusia. Tinggi rendahnya pendidikan seseorang tak khayalnya sebagai tolak ukur
keberhasilan seseorang dalam menuntut ilmu. Banyak orang berpandangan bahwa
dengan menempuh pendidikan yang tinggi, maka akan mampu menjamin kesuksesan
seseorang. Anggapan tersebut akan tersingkir jikalau kita berfikiran bahwa
belum tentu orang yang berpendidikan tinggi pastilah akan sukses. Kesuksesan
seseorang itu dipengaruhi oleh diri orang itu sendiri, bagaimana dia mampu
untuk mengatur serta mengelola dirinya agar mampu menjadi apa yang
dicita-citakannya. Sejatinya tak ada orang yang bisa sukses secara instan.
Selain
harus mampu memanage dirinya dengan
baik. Seseorang juga harus mempunyai jiwa akhlakul karimah serta paham dengan
pendidikan karakter. Mendidik anak agar kelak mempunyai akhlak yang terpuji
merupakan suatu hal yang tidaklah mudah. Peran serta keluarga dan masyarakat
adalah penentu pembentukan sikap dan perilaku anak itu. Salah satu usaha yang
bisa dilakukan oleh para orangtua, agar para anaknya bisa menjadi anak yang
cerdas serta berakhlakul karimah adalah dengan menitipkan anak di Pondok
Pesantren. Mengapa demikian, karena di pesantren selain disana diajar oleh para
guru yang ahli dalam bidang keagamaan, para santri yang belajar disitu juga akan diajarkan berbagai
macam ketrampilan. Sehingga diharapkan kelak ketika mereka lulus, mereka sudah
siap untuk terjun ke masyarakat. Berbagai kegiatan yang disuguhkan dalam sebuah
pondok pesantren akan mampu mengasah para santri agar mampu memanage waktu mereka dengan baik. Setelah
mereka rutin melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, maka lama-kelamaan itu akan
menjadi kebiasaan yang akan mereka bawa ketika sudah tidak lagi menjadi santri
di pesantren tersebut.
Berdasarkan
latar belakang di atas, permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana
hubungan pendidikan pesantren dan manajemen?
2. Manajemen
apa sajakah yang bisa meningkatkan mutu para santri?
B. LANDASAN
TEORI
Pendidikan pada dasarnya merupakan media
dalam mendidik dan mengembangkan potensi-potensi setiap orang. Pendidikan dalam
Islam mempunyai kedudukan yang tinggi, terbukti dengan adanya ayat yang pertama
kali turun. Ayat tersebut memerintahksn kepada kita agar belajar mengenai
Allah, memahami fenomena alam serta mengenali diri. Sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, manajemen juga merupakan hal penting yang bisa membantu
tercapainya sebuah tujuan pendidikan. George Terry mendefinisikan manajemen
sebagai pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya dengan
bantuan orang lain (Fauzi:2012).
Salah satu lembaga pendidikan yang
terdapat di Indonesia adalah pesantren. Soegarda Poerbakawatja menjelaskan
pesantren asal katanya adalah santri, yaitu seorang yang belajar agama Islam,
sehingga dengan demikian, pesantren mempunyai arti tempat orang yang berkumpul untuk
belajar agama Islam (Daulany:2009). Karel A. Steenbrink dan Martin van
Bruinessen mengatakan bahwa pesantren bukanlah lembaga pendidikan islam tipikal
Indonesia. Dalam pengamatan mereka, pesantren diadopsi dari negara asing.
Steenbrink memandang bahwa pesantren diadopsi dari negara India,sedangkan
Bruinessen menganggap bahwa pesantren berasal dari Arab (Aly:2011).
C. PEMBAHASAN
1. Hubungan
Pendidikan Pesantren dan Manajemen
Menjadi orang yang sukses, memiliki kepribadian yang
baik, mampu menjadi pengayom bagi seluruh kalangan masyarakat serta cerdas
menghadapi tantangan globalisasi adalah harapan seluruh masyarakat khususnya
bagi generasi penerus bangsa. Semua hal ini tidak akan bisa terwujud begitu
saja tanpa adanya usaha dan niat yang tulus dari dalam diri seseorang. Banyak
orangtua yang menyekolahkan anak-anaknya di sekolah yang mereka anggap bisa
menjadikan anak-anak mereka menjadi apa yang diharapkan. Selain di sekolahkan
di tempat yang bagus, juga banyak orangtua yang menitipkan anak-anak mereka di
pesantren-pesantren. Diharapkan santri yang keluar dari pesantren telah
memahami beraneka ragam mata pelajaran agama dengan kemampuan merujuk kepada kitab-kitab
klasik,yang sebelumnya telah diajarkan. Berbicara tentang pesantren, kita pasti
akan langsung teringat bahwa pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan
islam yang sudah ada di Indonesia sejak zaman dahulu. Pesantren umumnya terdiri
dari 5 unsur penting, yaitu : kyai, santri, pondok, masjid dan pengajaran
kitab-kitab klasik.
Penting bagi setiap santri dalam suatu pondok
pesantren untuk tahu tentang manajemen, dimana para santri bisa mengatur dan
mengelola hal-hal yang bermanfaat untuk dirinya dan orang lain. Karena itu bisa
melatih para santri untuk melakukan hal-hal yang berguna dan tidak melakukan
hal-hal yang tidak ada gunanya. Setiap pesantren pastilah memiliki model
pembelajaran yang beragam serta memiliki jadwal kegiatan yang beragam pula, mulai
dari bangun tidur hingga menjelang tidur. Semua kegiatan itu dimaksudkan agar
para santri kelak mampu menjadi kader-kader muda yang memiliki sikap disiplin,
tanggung jawab serta tanggap dan cerdas menghadapi hidup yang kian hari kian
maju.
Memang tak bisa disangkal lagi bahwa manajemen
adalah suatu hal penting yang digunakan untuk mencapai tujuan agar memperoleh
hasil sesuai dengan yang diharapkan. George R. Terry menyebutkan ada 4
fungsi-fungsi manajemen ( planning,
organizing, actuating dan controlling
). Keempat fungsi ini apabila dikaitkan dengan pendidikan yang terdapat di
sebuah pondok pesantren akan saling terkait.
Planning bisa diartikan sebagai perencanaan, bagi seorang santri, dia harus
mempunyai rencana apa saja yang akan dia lakukan selama dia belajar di pesantren.
Pastinya dia mempunyai target ataupun tujuan yang ingin dicapai, misalnya dia
harus hafal Al Qur’an juz 30, maka dia harus merencanakan kegiatan yang bisa
mendukung untuk mencapai target tersebut, seperti menghafal surat-surat setiap
hari.
Kemudian organizing
(pengorganisasian) ,setelah direncanakan kegiatan apa saja yang akan
dikerjakan, kemudian dia melakukan pengorganisasian, misalnya dia meminta
teman-temannya untuk menyimak hafalannya setiap malam. Selanjutnya adalah actuating (penggerakan), setelah ada
rencana kegiatan dan menetapkan pihak-pihak yang bisa membantu melaksanakan
rencana tersebut, selanjutnya melakukan penggerakan agar rencana tersebut bisa
berjalan dengan baik. Yang terakhir adalah controlling
(pengawasan), setelah ketiga unsur manajemen tersebut dilaksanakan, selanjutnya
harus dilakukan pengawasan, apakah kegiatan tersebut sudah berjalan sesuai yang
diharapkan ataukah belum.
2. Manajemen
yang Bisa Meningkatkan Mutu Santri
Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang berada
di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat menaruh harapan besar bagi pesantren,
masyarakat berharap anak-anak yang menempuh pendidikan di sebuah pondok
pesantren bisa menjadi generasi emas penerus bangsa yang berakhlak mulia dan
bisa menjadi kebanggaan. Dr.KH. Fadholan Musyaffa’ Lc,MA menuturkan bahwa
menjadi seorang santri haruslah menerapkan 3 manajemen, agar kelak bisa menjadi
santri yang sukses baik dalam bidang agama maupun sukses di kancah
internasional. Ketiga manajemen tersebut adalah sebagai berikut :
a. Manajemen
Waktu
Menjadi seorang santri yang sukses dunia
akhirat adalah suatu hal yang mudah, jika santri tersebut mampu menerapkan
manajemen waktu. Yang dimaksud dalam manajemen waktu disini adalah apabila
seseorang itu sudah bisa mengatur waktu dengan baik serta menempatkan segala
sesuatu pada tempatnya, maka insyaAllah kesuksesan sudah ada di depan mata.
b. Manajemen
Prioritas
Ketika seseorang bisa mengatur prioritas
kegiatan, prioritas belajar, prioritas memilih guru dan prioritas memilih buku
bacaan, maka orang tersebut telah mampu memprioritaskan kepentingannya dengan
baik, sehingga tidak melakukan hal yang tidak penting. Pengasuh Ma’had Al
Jami’ah Walisongo ini juga mengatakan bahwa prioritas tersebut diperuntukkan
untuk hal-hal yang sangat penting, yang tidak penting dan tidak sangat penting
tidak perlu diberi alokasi waktu.
c. Manajemen
Taqorrub Ilallah
Setelah melaksanakan manajemen waktu dan
manajemen prioritas, maka seorang santri atau seorang murid haruslah
melaksanakan manajemen taqorrub illallah. Setelah belajar dengan bersungguh-sungguh
dan mengatur waktu dengan baik, maka hal selanjutnya yang terpenting dan tidak
boleh dilupakan adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena segala kunci
kesuksesan ada di tangan Allah, dengan berusaha dan berdoa dengan
sungguh-sungguh, maka kita akan mencapai kesuksesan.
Apabila kita sebagai generasi muda bisa menerapkan
ketiga manajemen tersebut dengan konsisten, maka kelak kita akan bisa menggapai
cita-cita yang kita dambakan dan mampu menjadi orang yang berguna bagi agama,
nusa dan bangsa. Di pundak generasi mudalah tonggak kepemimpinan Negara
Indonesia ini akan dibawa. Selayaknya kita sudah harus mempersiapkan diri kita
sejak awal demi kemajuan Negara Indonesia. Mempunyai keahlian dalam bidang
agama dan bidang pengetahuan umum merupakan hal yang sepatutnya harus dimiliki
oleh setiap insan manusia.
D. KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu adalah suatu hal
penting dan wajib ditempuh oleh setiap orang. Pendidikan yang dimaksud di sini
bukan hanya pendidikan yang mengarah pada kehidupan dunia saja, melainkan juga
untuk kehidupan di akhirat kelak. Menjadi seorang yang cerdas menghadapi arus
globalisasi yang kian hari kian meluas adalah harapan seluruh kalangan
masyarakat. Di pundak generasi mudalah negara ini akan dijunjung. Ada suatu
ungkapan yang mengatakan bahwa “pemuda sekarang adalah pemimpin masa depan”.
Agar kita sebagai generasi penerus bangsa mampu menjadi apa yang diutarakan
dalam ungkapan tersebut, maka kita harus bisa mengatur diri kita untuk
melakukan hal-hal yang baik serta bermanfaat untuk sesama manusia.
Selain itu, kita
juga harus mempunyai sikap dan perilaku yang baik. Hal itu bisa dipengaruhi
oleh faktor keluarga dan lingkungan. Oleh karena itu, sekarang banyak para
orang tua yang menitipkan anaknya di pondok pesantren. Di dalam pesantren
terdapat berbagai macam kegiatan yang bisa mendukung anak untuk mengatur dan
mengelola dirinya, sehingga ia mampu mengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya. Menjadi seorang santri yang sukses dunia akhirat akan mampu diraih,
jikalau santri tersebut telah menerapkan 3 manajemen, yaitu manajemen waktu,
manajemen prioritas dan manajemen taqorrub illallah. Hal tersebut dikemukakan
oleh Pengasuh Ma’had Al Jami’ah Walisongo Semarang.
DAFTAR
PUSTAKA
Aly, Abdullah. 2011. Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Daulany, Haidar Putra. 2009. Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan
Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta : Kencana.
Fauzi, Imron. 2012. Manajemen Pendidikan ala Rasulullah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar