Cari Blog Ini

Kamis, 18 Juni 2015

MENCETAK SANTRI BERKUALITAS DENGAN PENDIDIKAN MANAJEMEN

MENCETAK SANTRI BERKUALITAS DENGAN PENDIDIKAN MANAJEMEN
Oleh : Kamilatunnisa (1403036006)

Abstract
Pesantren is an oldest education in Indonesia. It has been getting trust from society. Therefore Pesantren must be able to create the student who be able to compete in nasional and international lavel. Not only expert about religion but also expert in general knowledge. A student in Pesantren is guided to manage theirselves well with several managements which can motivate young generation in Indonesia for the real success. Pesantren is not allowed to fail in creating  student resources who have ability in religion field and science and technology mastery. The student of Pesantren is one of the agents of change to build the social transformation in Indonesia.

Keywords : pesantren, management and education of religion

A.       PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu hal penting yang erat kaitannya dengan kebutuhan hidup seluruh manusia. Tinggi rendahnya pendidikan seseorang tak khayalnya sebagai tolak ukur keberhasilan seseorang dalam menuntut ilmu. Banyak orang berpandangan bahwa dengan menempuh pendidikan yang tinggi, maka akan mampu menjamin kesuksesan seseorang. Anggapan tersebut akan tersingkir jikalau kita berfikiran bahwa belum tentu orang yang berpendidikan tinggi pastilah akan sukses. Kesuksesan seseorang itu dipengaruhi oleh diri orang itu sendiri, bagaimana dia mampu untuk mengatur serta mengelola dirinya agar mampu menjadi apa yang dicita-citakannya. Sejatinya tak ada orang yang bisa sukses secara instan.
Selain harus mampu memanage dirinya dengan baik. Seseorang juga harus mempunyai jiwa akhlakul karimah serta paham dengan pendidikan karakter. Mendidik anak agar kelak mempunyai akhlak yang terpuji merupakan suatu hal yang tidaklah mudah. Peran serta keluarga dan masyarakat adalah penentu pembentukan sikap dan perilaku anak itu. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh para orangtua, agar para anaknya bisa menjadi anak yang cerdas serta berakhlakul karimah adalah dengan menitipkan anak di Pondok Pesantren. Mengapa demikian, karena di pesantren selain disana diajar oleh para guru yang ahli dalam bidang keagamaan, para santri yang belajar disitu juga akan diajarkan berbagai macam ketrampilan. Sehingga diharapkan kelak ketika mereka lulus, mereka sudah siap untuk terjun ke masyarakat. Berbagai kegiatan yang disuguhkan dalam sebuah pondok pesantren akan mampu mengasah para santri agar mampu memanage waktu mereka dengan baik. Setelah mereka rutin melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, maka lama-kelamaan itu akan menjadi kebiasaan yang akan mereka bawa ketika sudah tidak lagi menjadi santri di pesantren tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Bagaimana hubungan pendidikan pesantren dan manajemen?
2.      Manajemen apa sajakah yang bisa meningkatkan mutu para santri?

B.     LANDASAN TEORI
Pendidikan pada dasarnya merupakan media dalam mendidik dan mengembangkan potensi-potensi setiap orang. Pendidikan dalam Islam mempunyai kedudukan yang tinggi, terbukti dengan adanya ayat yang pertama kali turun. Ayat tersebut memerintahksn kepada kita agar belajar mengenai Allah, memahami fenomena alam serta mengenali diri. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, manajemen juga merupakan hal penting yang bisa membantu tercapainya sebuah tujuan pendidikan. George Terry mendefinisikan manajemen sebagai pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya dengan bantuan orang lain (Fauzi:2012).
Salah satu lembaga pendidikan yang terdapat di Indonesia adalah pesantren. Soegarda Poerbakawatja menjelaskan pesantren asal katanya adalah santri, yaitu seorang yang belajar agama Islam, sehingga dengan demikian, pesantren mempunyai arti tempat orang yang berkumpul untuk belajar agama Islam (Daulany:2009). Karel A. Steenbrink dan Martin van Bruinessen mengatakan bahwa pesantren bukanlah lembaga pendidikan islam tipikal Indonesia. Dalam pengamatan mereka, pesantren diadopsi dari negara asing. Steenbrink memandang bahwa pesantren diadopsi dari negara India,sedangkan Bruinessen menganggap bahwa pesantren berasal dari Arab (Aly:2011).

C.     PEMBAHASAN
1.      Hubungan Pendidikan Pesantren dan Manajemen
Menjadi orang yang sukses, memiliki kepribadian yang baik, mampu menjadi pengayom bagi seluruh kalangan masyarakat serta cerdas menghadapi tantangan globalisasi adalah harapan seluruh masyarakat khususnya bagi generasi penerus bangsa. Semua hal ini tidak akan bisa terwujud begitu saja tanpa adanya usaha dan niat yang tulus dari dalam diri seseorang. Banyak orangtua yang menyekolahkan anak-anaknya di sekolah yang mereka anggap bisa menjadikan anak-anak mereka menjadi apa yang diharapkan. Selain di sekolahkan di tempat yang bagus, juga banyak orangtua yang menitipkan anak-anak mereka di pesantren-pesantren. Diharapkan santri yang keluar dari pesantren telah memahami beraneka ragam mata pelajaran agama dengan kemampuan merujuk kepada kitab-kitab klasik,yang sebelumnya telah diajarkan. Berbicara tentang pesantren, kita pasti akan langsung teringat bahwa pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan islam yang sudah ada di Indonesia sejak zaman dahulu. Pesantren umumnya terdiri dari 5 unsur penting, yaitu : kyai, santri, pondok, masjid dan pengajaran kitab-kitab klasik.
Penting bagi setiap santri dalam suatu pondok pesantren untuk tahu tentang manajemen, dimana para santri bisa mengatur dan mengelola hal-hal yang bermanfaat untuk dirinya dan orang lain. Karena itu bisa melatih para santri untuk melakukan hal-hal yang berguna dan tidak melakukan hal-hal yang tidak ada gunanya. Setiap pesantren pastilah memiliki model pembelajaran yang beragam serta memiliki jadwal kegiatan yang beragam pula, mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur. Semua kegiatan itu dimaksudkan agar para santri kelak mampu menjadi kader-kader muda yang memiliki sikap disiplin, tanggung jawab serta tanggap dan cerdas menghadapi hidup yang kian hari kian maju.
Memang tak bisa disangkal lagi bahwa manajemen adalah suatu hal penting yang digunakan untuk mencapai tujuan agar memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. George R. Terry menyebutkan ada 4 fungsi-fungsi manajemen ( planning, organizing, actuating dan controlling ). Keempat fungsi ini apabila dikaitkan dengan pendidikan yang terdapat di sebuah pondok pesantren akan saling terkait. Planning bisa diartikan sebagai perencanaan, bagi seorang santri, dia harus mempunyai rencana apa saja yang akan dia lakukan selama dia belajar di pesantren. Pastinya dia mempunyai target ataupun tujuan yang ingin dicapai, misalnya dia harus hafal Al Qur’an juz 30, maka dia harus merencanakan kegiatan yang bisa mendukung untuk mencapai target tersebut, seperti menghafal surat-surat setiap hari.
Kemudian organizing (pengorganisasian) ,setelah direncanakan kegiatan apa saja yang akan dikerjakan, kemudian dia melakukan pengorganisasian, misalnya dia meminta teman-temannya untuk menyimak hafalannya setiap malam. Selanjutnya adalah actuating (penggerakan), setelah ada rencana kegiatan dan menetapkan pihak-pihak yang bisa membantu melaksanakan rencana tersebut, selanjutnya melakukan penggerakan agar rencana tersebut bisa berjalan dengan baik. Yang terakhir adalah controlling (pengawasan), setelah ketiga unsur manajemen tersebut dilaksanakan, selanjutnya harus dilakukan pengawasan, apakah kegiatan tersebut sudah berjalan sesuai yang diharapkan ataukah belum.
2.      Manajemen yang Bisa Meningkatkan Mutu Santri
Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang berada di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat menaruh harapan besar bagi pesantren, masyarakat berharap anak-anak yang menempuh pendidikan di sebuah pondok pesantren bisa menjadi generasi emas penerus bangsa yang berakhlak mulia dan bisa menjadi kebanggaan. Dr.KH. Fadholan Musyaffa’ Lc,MA menuturkan bahwa menjadi seorang santri haruslah menerapkan 3 manajemen, agar kelak bisa menjadi santri yang sukses baik dalam bidang agama maupun sukses di kancah internasional. Ketiga manajemen tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Manajemen Waktu
Menjadi seorang santri yang sukses dunia akhirat adalah suatu hal yang mudah, jika santri tersebut mampu menerapkan manajemen waktu. Yang dimaksud dalam manajemen waktu disini adalah apabila seseorang itu sudah bisa mengatur waktu dengan baik serta menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, maka insyaAllah kesuksesan sudah ada di depan mata.
b.      Manajemen Prioritas
Ketika seseorang bisa mengatur prioritas kegiatan, prioritas belajar, prioritas memilih guru dan prioritas memilih buku bacaan, maka orang tersebut telah mampu memprioritaskan kepentingannya dengan baik, sehingga tidak melakukan hal yang tidak penting. Pengasuh Ma’had Al Jami’ah Walisongo ini juga mengatakan bahwa prioritas tersebut diperuntukkan untuk hal-hal yang sangat penting, yang tidak penting dan tidak sangat penting tidak perlu diberi alokasi waktu.
c.       Manajemen Taqorrub Ilallah
Setelah melaksanakan manajemen waktu dan manajemen prioritas, maka seorang santri atau seorang murid haruslah melaksanakan manajemen taqorrub illallah. Setelah belajar dengan bersungguh-sungguh dan mengatur waktu dengan baik, maka hal selanjutnya yang terpenting dan tidak boleh dilupakan adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena segala kunci kesuksesan ada di tangan Allah, dengan berusaha dan berdoa dengan sungguh-sungguh, maka kita akan mencapai kesuksesan.
Apabila kita sebagai generasi muda bisa menerapkan ketiga manajemen tersebut dengan konsisten, maka kelak kita akan bisa menggapai cita-cita yang kita dambakan dan mampu menjadi orang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Di pundak generasi mudalah tonggak kepemimpinan Negara Indonesia ini akan dibawa. Selayaknya kita sudah harus mempersiapkan diri kita sejak awal demi kemajuan Negara Indonesia. Mempunyai keahlian dalam bidang agama dan bidang pengetahuan umum merupakan hal yang sepatutnya harus dimiliki oleh setiap insan manusia.

D.    KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu adalah suatu hal penting dan wajib ditempuh oleh setiap orang. Pendidikan yang dimaksud di sini bukan hanya pendidikan yang mengarah pada kehidupan dunia saja, melainkan juga untuk kehidupan di akhirat kelak. Menjadi seorang yang cerdas menghadapi arus globalisasi yang kian hari kian meluas adalah harapan seluruh kalangan masyarakat. Di pundak generasi mudalah negara ini akan dijunjung. Ada suatu ungkapan yang mengatakan bahwa “pemuda sekarang adalah pemimpin masa depan”. Agar kita sebagai generasi penerus bangsa mampu menjadi apa yang diutarakan dalam ungkapan tersebut, maka kita harus bisa mengatur diri kita untuk melakukan hal-hal yang baik serta bermanfaat untuk sesama manusia.
Selain itu, kita juga harus mempunyai sikap dan perilaku yang baik. Hal itu bisa dipengaruhi oleh faktor keluarga dan lingkungan. Oleh karena itu, sekarang banyak para orang tua yang menitipkan anaknya di pondok pesantren. Di dalam pesantren terdapat berbagai macam kegiatan yang bisa mendukung anak untuk mengatur dan mengelola dirinya, sehingga ia mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Menjadi seorang santri yang sukses dunia akhirat akan mampu diraih, jikalau santri tersebut telah menerapkan 3 manajemen, yaitu manajemen waktu, manajemen prioritas dan manajemen taqorrub illallah. Hal tersebut dikemukakan oleh Pengasuh Ma’had Al Jami’ah Walisongo Semarang.


DAFTAR PUSTAKA

Aly, Abdullah. 2011. Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Daulany, Haidar Putra. 2009. Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta : Kencana.

Fauzi, Imron. 2012. Manajemen Pendidikan ala Rasulullah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar